Julian begitu terkejut,
ternyata Renata yang dicintainya merupakan anak dari keluarga musuh bebuyutan
orang tuanya.hatinya begitu gelisah.
Ohhh..betapa kejamnya!
Mengapa cinta harus tumbuh diatara dua pihak yang saling bertikai? Seandainya
saja keadaannya berbeda,tentu kisah cinta ini bagaikan dalam negeri dongeng.
Renata pun demikian, ia
hanya bisa melepaskan jerit tangis dalam kehampaan jiwanya di pangkuan Nany
pengasuhnya sejak masih balita.hanya kepadanyalah,Renata sanggup melepaskan
segala gejolak hatinya dibanding siapa pun juga.
Renata dan Julian
benar-benar dalam dilemma konflik yang amat pelik. Apabila mereka bersatu,
tentu keluarga yang sangat dikasihi akan kecewa dan terluka. Namun, mereka pun
tidak bisa membohongi diri.mereka memang saling mencintai, tidak ada yang bisa
menghalangi, tiada pula yang bisa menggantikan posisi masing-masing.
Satu-satunya cara
adalah, mereka harus meninggalkan segalanya: keluarga, tanah air, segala
kekayaan serta fasilitas yang mereka miliki, juga mengganti identitas diri.ya,
mereka harus menjadi “orang lain”.
Pada malam yang telah
disepakati, mereka berjumpa secara rahasia di sebuah hotel. Tak sabar mereka
melepas rindu, pelukan dan cumbuan rasanya tidak cukup. Hanya saja,harus bisa
menahan diri demi impian kehidupan yang bahagia bersama.
Lagi-lagi, ujian cinta
masih harus dihadapi. Keluarga Renata sudah mengetahui putri mereka
menghilang.dengan segala akses yang mereka miliki,kabar menghilangnya Renata
sudah sampai ke telinga Interpol. Wajah Renata sudah beredar di seluruh penjuru
Bumi.
Keluarga Julian pun
tidak tinggal diam, mereka pun melakukan tindakan yang sama,versi yang berbeda:
masing-masing menyatakan bahwa anak-anak mereka yang sedang melarikan diri
adalah si pelaku kejahatan!
Kedua sejoli tersebut
harus bersembunyi, mereka dlanda ketakutan yang amat sangat. Kini posisi mereka
adalah buronan internasional.
Setelah berhasil
melewati beberapa kota dan Negara, kini indetitas mereka telah terbongkar saat
hendak memasuki perbatasan.para penjaga menarik tangan Renata dengan sangat
kasar,hingga Renata terjatuh ke tanah.
Julian tidak bisa
menerimanya, langsung bereaksi hendak menyerang si penjaga.
DOR! DOR! DOR!
Suara tembakan membuat
beberapa peluru bersarang di tubuh Julian.Renata terbelalak! Air matanya tanpa
terasa mengalir deras,dengan reflek ia berlari ke arah Julian.
DOR! DOR! DOR!
Kali ini, peluru pun
menembus tubuh Renata,karena tindakan tersebut dianggap upaya melarikan
diri.mereka berdua berpandangan,dan berpelukan.
Saat tubuh mereka akan
rebah ke tanah,seuntai senyuman menghiasi bibir mereka.ya….
Kini mereka tidak akan
terpisahkan lagi, dalam keabadian…..